cover
Contact Name
Mohammad Subhan Zamzami
Contact Email
mszamzami@iainmadura.ac.id
Phone
+6281232684323
Journal Mail Official
islamuna@iainmadura.ac.id
Editorial Address
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Madura Jalan Raya Panglegur KM. 4 Pamekasan 69371 - Jawa Timur
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Studi Islam
ISSN : 2407411X     EISSN : 24433535     DOI : http://doi.org/10.19105/islamuna
Islamuna specializes in Islamic Studies which are the results of fieldwork research, conceptual analysis research, and book reviews from various perspectives i.e. education, law, philosophy, theology, sufism, history, culture, economics, social and politics. This journal encourages articles that employ an interdisciplinary approach to those topics and aims at bridging the gap between the textual and contextual approaches to Islamic Studies.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2018)" : 6 Documents clear
PENGUJIAN HADIS AHAD SEBAGAI SUMBER HUKUM Syawqi, Abdul Haq
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.1219

Abstract

In the discourse of hadith science, hadith ahad is in a unique position. This is said because the hadith ahad seems to be seen as the second source of law after the mutawatir tradition. Therefore, in a position, mutawatir tradition does not need to be tested for its truth. So that the truth is worthy of the hadith ahad. Companions, hadith experts, and fiqh experts have different ways of testing the authenticity of hadith. Some friends test the hadith with the Qur'an and hadith with other traditions that are stronger or famous which are sometimes reinforced by rational arguments in the form of analogies. Unlike some friends, hadith experts add other criteria, namely the testing of hadith with sirah nabawiyah which is valid, reason, senses, and history. Rigorous testing criteria carried out by fiqh experts, such as the testing of ahad traditions with the Koran, famous hadith, charity friends, qiyas jali, 'general al-balwa, and al-ushul al-‘ammah. With the descriptive method, this article seeks to unravel the testing of hadith ahad as a source of law, so that the standard of validity of the hadith can be described and the hadith is worthy of being a source of law.[Dalam diskursus ilmu hadis, hadis ahad berada pada posisi yang unik. Dikatakan demikian karena hadis ahad seakan-akan dipandang sebagai sumber hukum kedua setelah hadis mutawatir. Oleh karena itu, secara posisi, hadis mutawatir tidak perlu diuji lagi kebenarannya. Sehingga yang layak dijuji kebenarannya adalah hadis ahad. Para sahabat, ahli hadis, dan ahli fikih mempunyai cara berbeda dalam pengujian otensitas hadis. Sebagian sahabat menguji hadis dengan Alquran dan hadis dengan hadis lain yang lebih kuat atau masyhur yang terkadang diperkuat dengan argumen rasional dalam bentuk analogi. Berbeda dengan sebagian sahabat, ahli hadis menambahkan kriteria lain, yaitu pengujian hadis dengan sirah nabawiyah yang sahih, akal, indra, dan sejarah. Kriteria pengujian yang ketat dilakukan oleh ahli fikih, seperti pengujian hadis ahad dengan Alquran, hadis masyhur, amal sahabat, qiyas jali, 'umum al-balwa, dan al-ushul al-‘ammah. Dengan metode deskriptif, artikel ini berusaha mengurai pengujian hadis ahad sebagai sumber hukum, sehingga standar kesahihan hadis dapat dideskripsikan dan hadis layak dijadikan sebagai sumber hukum]
REVITALISASI NILAI-NILAI QUR’ANI DALAM PENDIDIKAN ISLAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Siswanto, Siswanto; Anisyah, Yuli
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.2076

Abstract

The existence of the 4.0 industrial revolution is seen as having a negative impact on the nation's morality. Given the latest western strategy in universalizing western civilization and its values. Through the Revolution 4.0 narrative wrapped in technological sophistication, it was intentionally designed for the acceleration of the industrialization of public demand so that the world depends on the west and there is hegemony in every aspect of life. Revitalizing the values of the Koran in the Islamic education system is a solution to maintain the swift flow of globalization and shifting values. If the Koran education continues to be developed, then the values of the Qur'an will become a spiritual capital to fortify itself from the impact of the 4.0 Industrial Revolution.[Keberadaan revolusi industri 4.0 dipandang akan memberikan dampak buruk bagi moralitas bangsa. Mengingat strategi terkini Barat dalam menguniversalkan peradaban Barat dan nilai-nilainya. Melalui narasi Revolusi 4.0 yang berbalut kecanggihan teknologi, sengaja dirancang bagi percepatan industrialisasi hajat publik agar dunia tergantung pada Barat dan terjadilah hegemoni dalam setiap aspek kehidupan.Revitalisasi nilai-nilai Alquran dalam sistem pendidikan Islam merupakan langkah solutif untuk mempertahankan derasnya arus globalisasi danpergeseran  nilai. Jika pendidikan Alquran terus dikembangkan, maka nilai-nilai Alquran akan menjadi modal spiritual untuk membentengi diri dari dampak Revolusi Industri 4.0 tersebut]
PENDIDIKAN ISLAM TRADISIONAL DI LANGGHAR AL-HIDAYAH DAN LANGGHAR AL-IKHWAN ORAY PAMAROH KADUR PAMEKASAN Abidin, Zainal
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.2083

Abstract

Langghar as two non-formal education institutions deserves to be maintained and developed. Among the aspects that need to be maintained is the method of traditional Islamic education in Langghar in order to always instill Islamic values from an early age. Whereas among the aspects that need to be developed are facilities and infrastructure so that the implementation of Islamic education in Langghar continues. The results show that: first, the method used in Langghar al-Hidayah is a collaborative method. The method used in Langghar al-Ikhwan is a traditional method. Second, the reason Langghar al-Hidayah still maintains the method because it is able to instill Islamic values in the santri, while the reason for the Langghar al-Ikhwan is because the method is able to educate students to memorize the basics of aqeedah, fiqh and morals. While the inhibiting factors are the same, namely the santri stops or is lazy to recite when he wants to continue his education to junior high school, the level of delinquency of the santri and the intelligence of the different santri. While the supporting factors are in Langgharal-Hidayah, namely the teacher's experience and the book used. Whereas in Langghar al-Ikhwan, there is a free teacher experience.[Langghar sebagai dua lembaga pendidikan nonformal layak untuk dipertahankan dan dikembangkan. Di antara aspek yang perlu dipertahankan adalah metode pendidikan Islam tradisional di Langghar agar senantiasa menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini. Sedangkan di antara aspek yang perlu dikembangkan adalah sarana dan prasarana agar pelaksanaan pendidikan Islam di Langghar tetap berjalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, metode yang digunakan di Langghar al-Hidayah adalah metode kolaboratif. Adapun metode yang digunakan di Langghar al-Ikhwan adalah metode tradisional. Kedua, alasan Langghar al-Hidayah tetap mempertahankan metode tersebut karena mampu menanamkan nila-nilai keislaman dalam diri santri, sedangkan alasan Langghar al-Ikhwan karena metode tersebut mampu mendidik santri menghafal dasar-dasar akidah, fikih dan akhlak. Sedangkan faktor penghambatnya sama, yaitu santri berhenti atau malas mengaji ketika sudah mau melanjutkan pendidikan ke SMP, tingkat kenakalan santri dan kecerdasan santri yang berbeda. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu kalau di Langgharal-Hidayah yaitu pengalaman guru dan kitab yang digunakan. Sedangkan di Langghar al-Ikhwan yaitu pengalaman gurudan gratis]
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PADA KELAS UNGGULAN DI STAIN PAMEKASAN Bunai, Bunai
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.2082

Abstract

The article results of this study describe learning management in the superior class at STAIN Pamekasan. There are three focus in this research, namely: (a) how is the preparation of learning in the superior class at STAIN Pamekasan ?; (b) how are the learning activities in the superior class at STAIN Pamekasan ?; and (c) how to evaluate learning in the superior class at STAIN Pamekasan? The purpose of this study was to describe and explain learning preparation in the superior class at STAIN Pamekasan, learning activities in the superior class at STAIN Pamekasan, and evaluating learning in the superior class at STAIN Pamekasan. The results of this study indicate that first, the lecturers in giving lectures to the superior classes at STAIN Pamekasan had made preparations before giving lectures such as: seeing silabi, making course outlines, Lecture Event Units (SAP). Second, the lecturers were able to teach the excellent classes at STAIN Pamekasan well, starting to open until closing the lesson. Third, the lecturers were able to carry out learning evaluations on the superior classes at STAIN Pamekasan with various forms of evaluation well.[Artikel hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang manajemen pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan. Ada tiga fokus dalam penelitian ini yaitu: (a) bagaimana persiapan pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan?; (b) bagaimana kegiatan pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan?; dan (c) bagaimana pengevaluasian pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan? Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang persiapan pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan, kegiatan pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan, da pengevaluasian pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, para dosen dalam memberi kuliah pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan telah melakukan persiapan sebelum memberi kuliah seperti: melihat silabi, membuat course outline, Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Kedua, para dosen mampu mengajar pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan dengan baik, mulai membuka sampai menutup pelajaran. Ketiga, para dosen mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran pada kelas unggulan di STAIN Pamekasan dengan berbagai bentuk evaluasi secara baik]
FENOMENA TINGGINYA ANGKA CERAI-GUGAT DAN FAKTOR PENYEBABNYA: Analisis Reflektif Atas Kasus-Kasus Perceraian di Madura Maimun, Maimun; Toha, Mohammad; Arifin, Misbahul
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.2105

Abstract

In recent years divorce has become a popular term in the ears of society. This is because the divorce rate is increasing every day. Every day, no less than five people change their status to widows or widowers. Madura is the largest contributor to divorce rates in East Java, especially in Pamekasan and Sampang. The number of divorces per year in the two regions reached more than a thousand. Interestingly, of the thousands of divorces were dominated by the number of divorce. The article results of this study describe the phenomenon of increasing divorce rates initiated by the wife (divorce) in the two regions from year to year, and describe in depth the causes. With a qualitative-descriptive-phenomenological approach, this article succeeded in showing that in the last three years the divorce rate in Madura has been increasing and more dominated by the divorce model. The causes are varied, both internal and external factors in the household, such as education and the economy, so that an increase in the level of education and the economy must be done to reduce divorce rates.[Beberapa tahun belakangan ini perceraian menjadi istilah yang populer di telinga masyarakat. Hal ini karena angka perceraian semakin hari semakin bertambah. Setiap hari, tidak kurang dari lima orang berubah statusnya menjadi janda atau duda. Madura termasuk wilayah penyumbang terbanyak angka perceraian di Jawa Timur, khususnya di Pamekasan dan Sampang. Jumlah perceraian pertahunnya di dua daerah tersebut mencapai seribuan lebih. Menariknya, dari ribuan jumlah perceraian tersebut didominasi oleh jumlah cerai gugat. Artikel hasil penelitian ini menguraikan fenomena meningkatnya angka perceraian yang diinisiasi oleh pihak istri (cerai gugat) di dua daerah tersebut dari tahun ke tahun, dan memaparkan secara mendalam faktor-faktor penyebabnya. Dengan pendekatan kualitatif-deskriptif-fenomenologis, artikel ini berhasil menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir angka perceraian di Madura semakin meningkat dan lebih didominasi oleh model cerai gugat. Faktor penyebabnya beragam, baik faktor internal maupun faktor ekternal dalam rumah tangga, seperti pendidikan dan ekonomi, sehingga peningkatan taraf pendidikan dan ekonomi harus dilakukan untuk meredam angka perceraian]
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN BERBASIS KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP MA’ARIF 4 PAMEKASAN Sadiyah, Halimatus
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v5i2.2101

Abstract

Islamic Religious Education (PAI) as one of the subjects directed in order to prepare students to believe, understand, and practice the values of Islamic teachings is a subject that is directed at equipping and forming quality human beings who have skills in their lives by developing potential there is. This is because basically Islam is the foundation in living life, by giving guidance and guidance in living life, and bringing people to goodness, both in the world and in the hereafter. In the internalization of education, life skills are needed to reorient learning, by integrating life skills education in subject matter. There are at least three things that need to be done in learning reorientation, namely: (a) analyzing life skills that will be developed in each topic or learning experience in each subject, or thematic learning which includes several lessons at once; (b) developing the right learning model; and (c) assessment of learning outcomes. This article uses a qualitative approach, because the data collected is more qualitative in the sense that the data is not in the form, numbers both interval, ordinal and discrete data while trying to describe reality as it is. Based on the research conducted at Ma'arif 4 Pamekasan Middle School, this article succeeded in revealing that the internalization of the values of life skills-based education developed in PAI learning were the most dominant are personal skills and social skills which included aspects of thinking skills, communication skills, spiritual skills, collaboration skills and others, so students can understand, believe, and practice the teachings of Islam well.[Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata pelajaran yang diarahkan dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam merupakan mata pelajaran yang diarahkan  untuk membekali dan membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecakapan  dalam hidupnya dengan mengembangkan potensi yang ada. Hal ini karena pada dasarnya agama Islam merupakan pondasi dalam menjalani kehidupan, dengan memberi bimbingan dan pedoman dalam menjalani kehidupan, serta membawa manusia kepada kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam internalisasi pendidikan, kecakapan hidup diperlukan adanya reorientasi pembelajaran, dengan mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup dalam pokok bahasan mata pelajaran. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam reorientasi pembelajaran, yaitu: (a) menganalisis kecakapan hidup yang akan dikembangkan dalam setiap topik atau pengalaman belajar dalam setiap mata pelajaran, atau pembelajaran tematik yang meliputi beberapa pelajaran sekaligus; (b) mengembangkan model pembelajaran yang tepat; dan (c) penilaian hasil belajar. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang dikumpulkannya lebih banyak bersifat kualitatif dalam arti data bukan dalam bentuk, angka baik interval, ordinal maupun data diskrit sekaligus berusaha menggambarkan realitas sebagaimana adanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Ma’arif 4 Pamekasan, artikel ini berhasil mengungkap bahwa internalisasi nilai-nilai pendidikan berbasis kecakapan hidup yang dikembangkan dalam pembelajaran PAI yang paling dominan adalah kecakapan personal dan kecakapan sosial yang mencakup pada aspek thinking skill, communication skill, spritual skill, collaboration skill dan lain-lain, sehingga peserta didik bisa memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik]

Page 1 of 1 | Total Record : 6